'Alergi' Terhadap Utang, Yay or Nay?

Hai, Sobat Blogger!

Alergi Terhadap Utang

Jika ditanya apakah kita pernah berutang? Pasti paling banyak jawabannya pernah. Mungkin juga ada beberapa orang yang benar-benar tidak pernah berutang. Ya, mungkin saja 'kan. Mereka sangat disiplin untuk mengatur pengeluaran supaya tak boros, seperti tulisan di blognya Kak Bayu ini.

Jika bicara soal utang ini memang suatu hal yang menarik. Karena siapa sih yang enggak butuh uang? Pasti semua orang butuh dan kadang apa yang sudah kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Makanya mau enggak mau akhirnya ngutang.

Contohnya, kita sudah berusaha untuk mengatur keuangan sedemikian rupa. Tapi diakhir bulan sebelum gajian, lagi-lagi kita kekurangan dan mau enggak mau harus berutang. Entah itu utangnya mau sama teman atau keluarga. Hal itu disebabkan karena ada saja pengeluaran yang diluar dari ekspektasi kita.

Sebenarnya kalau menurut saya sendiri, berutang itu wajar. Asal dibayar tepat waktu sesuai dengan janji. Jangan malah seenaknya dan merasa bahwa itu bukan hal yang mendesak untuk segera dilunasi. Ingat loh utang itu akan dibawa hingga kita mati nanti. Jika belum dibayar ya akan ditagih di akhirat. Emang mau?

Baca juga Agar Keuangan Rumah Tangga Aman dan Tak Mudah Habis!

Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai, ya. Semoga kita termasuk orang yang amanah terhadap utang. Aamiin.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ مَرَّتَيْنِ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi." [HR. Ahmad No. 22546]

Bagaimana begitu seram 'kan jika kita tak membayar utang? Jangan sampai kita terjebak dalam jerat utang yang membuat kita hidup dalam ketidakberkahan, ya. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita. Aamiin.

Dari hadist diatas apakah kita jadi 'alergi' terhadap utang atau tidak? Ada sebagian orang yang kapok untuk memberikan utang karena merasa kesal si pengutang tak membayar utangnya. Ada sebagian orang lagi tetap sabar kepada orang-orang yang berutang. Nah, coba kita ulas satu-satu, ya.

'Alergi' Terhadap Utang

Saya memiliki sebuah pengalaman yang tak mengenakan mengenai utang ini. Dulu, setelah saya resign dari kantor, saya memiliki beberapa tabungan. Karena saya orang yang suka banget menabung. Untuk diri sendiri bisa dikatakan hemat. Hemat, ya bukan pelit, haha.

Alergi Terhadap Utang

Jadi, setelah resign saya gak begitu kaget karena saya masih punya tabungan untuk kehidupan sehari-hari meski saya juga masih tinggal dengan orang tua waktu itu. Lalu, ada teman dari komunitas yang ingin meminjam uang ke saya karena ibunya masuk rumah sakit.

Uang yang dipinjam menurut saya cukup besar, yaitu 5 juta rupiah. Saya berpikir berulang-ulang untuk meminjamkannya. Tapi saya kasihan juga karena orangtuanya masuk rumah sakit. Enggak tega rasanya.

Akhirnya dipinjamkan juga ...

Selain itu, saya yakin teman saya itu amanah karena dia salah satu admin di komunitas islam. Waktu itu saya berpikir dia enggak akan macam-macam. Jadi, beberapa hari setelah itu saya pinjamkan dari hasil mencairkan 3 dinar yang saya punya.

Rasanya antara percaya gak percaya, saya bisa semudah ini meminjamkan uang segitu banyaknya. Untuk teman online yang ketemunya di komunitas aja. Hanya bermodalkan kepercayaan dan rasa kasihan sampai saya berani untuk pinjamkan uang tabungan saya.

Dia berjanji akan mengembalikannya dalam satu bulan. Dengan dalih alasan uangnya 70 juta masuk deposito dan harus menunggu dicairkan. Sedangkan dia butuh cepat. Ya sudah, saya yang merasa kasihan karena ibunya harus segera masuk rumah sakit. Jadi, saya pinjamkan saja.

Satu bulan berlalu, tak ada tanda-tanda akan mengembalikan uang yang telah dipinjam. Padahal di grup komunitas dia sangat aktif. Saya pun merasa deg-degan jika uang saya gak balik. Tapi husnudzhon saja, siapa tahu memang belum ada duit.

Melunasi dengan dicicil ...

Satu bulan lebih dari yang dijanjikan. Dia whatsapp saya dan meminta maaf belum bisa melunasinya sekaligus, jadi baru bisa 2 juta yang ditransfer. Alhamdulillah, saya pikir enggak apa-apa yang penting dibayar. Setelah itu saya pun lega.

Namun, sisa uang 3 juta tak kunjung di transfer. Saya menagih sudah sekitar satu tahun dari dia meminjam uang. Ya, saya merasa enggak enak jika nagih duluan. Saya selalu menunggu dia inisiatif untuk komunikasi. Nyatanya tidak jika tak ditagih, heu. Itu juga saya tagih karena saya butuh uangnya untuk modal usaha online saya.

Dia selalu berdalih enggak ada uang, karena dagangannya lagi kurang laris dan hampir bangkrut. Setau saya dia dagang gamis dan kerudung. Ya sudah, saya percaya saja dan saya berikan waktu untuk bertahap melunasinya.

Setahun lebih beberapa bulan. Saya tagih lagi, Alhamdulillah kali ini dibayar tetapi hanya 1 juta. Katanya sisanya akan dibayar setelah ada uang. Baik, tak ada masalah. Saya pikir yang terpenting adanya komunikasi. Jadi, saya juga bisa memaklumi.

Hampir dua tahun, sisa uang 2 juta tak kunjung ditransfer. Padahal uang itu benar-benar saya butuhkan karena akan menikah. Saya juga sudah beritahukan hal tersebut. Tapi bilangnya, iya iya saja. Sampai akhirnya saya mendapatkan pesan dari teman satu komunitas.

Kabar tak sedap, ternyata ...

Bahwa ternyata orang ini banyak utang di komunitas. Hampir semua teman-teman di sana sudah diutangi olehnya. Astaghfirullah, seperti tersambar gledek di tengah bolong. Kaget banget. Sempet berpikir, apakah selama ini dia meminjam uang untuk tutup lubang, gali lubang? Astaghfirullah. Seram banget kalau iya.

Dengar lagi dari teman komunitas lainnya, katanya dia juga sering bolak balik ke Mekkah dan Madinnah untuk menghampiri anaknya yang bersekolah di sana. Saya sempat berpikir apakah ini benar? Jika benar kenapa utang tak segera diselesaikan dan malah memilih untuk berpergian.

Ya, memang saya juga enggak tahu pastinya. Bisa jadi ada hal mendesak makanya dia harus pergi ke sana. Tapi yang jadi masalah dia sudah dikenal menjadi buronan utang dari dulu di komunitas tersebut. Duh, kalau tahu dari awal mah, enggak bakalan saya kasih utang, huhu.

Sudah pasrah waktu itu kalau enggak dibayar. Rasanya emang enggak ridho. Akhirnya saya tetap kekeuh untuk menagih uang saya. Karena itu uang tabungan yang memang saya peruntukkan untuk dana-dana darurat.

Lunas juga, meski ...  ah sudahlah

Sampai akhirnya dua tahun lewat beberapa bulan, uang 2 juta itu di transfer juga sehari sebelum saya nikah. Masyaallah. Rezeki emang enggak kemana, ya. Setelah itu, saya yang sudah malas dengan dirinya, akhirnya keluar dari grup. Rasanya enggak mau lagi berbincang dengannya.

Dari situ, saya benar-benar kapok untuk meminjamkan uang kepada seseorang. Saya enggak mau lagi mengemis kepada orang lain, padahal itu uang saya dan hak saya untuk dia kembalikan. Seharusnya saya enggak mengemis dong.

Baca juga Ketika Kamu Belum Sukses Seperti Mereka, Just be Happy, Gaes!

Saya 'alergi' terhadap utang ...

Memang perihal uang ini sensitif. Yang tadinya teman bisa jadi musuh. Yang tadinya saudara pun juga bisa musuh. Harus hati-hati banget.

Untuk itu, saya alergi banget sama yang namanya utang. Bukan berarti saya enggak pernah berutang. Saya juga pernah, tapi saya selalu takut jika tak segera melunasinya. Saya selalu berpikir utang itu sebuah hal yang memalukan jika tak segera dilunasi.

Makanya kalau saya utang, sebisa mungkin akan dilunasi sesuai janji. Jika tak bisa lunas di hari yang dijanjikan, maka saya akan komunikasikan dengan baik. Tapi, sebisa mungkin enggak mau untuk berutang lagi. Prinsip saya, lebih baik menabung dan hemat daripada utang. Terutama menabung untuk dana-dana darurat.

Untuk orang-orang yang pernah saya tolak ketika mau berutang kepada saya. Mohon maaf, ya. Karena saya benar-benar kapok perihal ini. Daripada pertemanan atau persaudaraan rusak, lebih baik tak memberikan utang. Itulah mengapa saya 'alergi' banget dengan kata utang.

Jangan 'Alergi' Terhadap Utang

Itu adalah Bapak saya. Beliau enggak pernah 'alergi' terhadap utang meski ada beberapa orang yang enggak pernah bayar utangnya. Masyaallah.

Alergi Terhadap Utang

Dari teman, saudara, tetangga hingga orang yang baru kenal. Jika bapak saya ada duit pasti akan dikasih. Tanpa tapi dan tanpa dipikirkan apakah orang tersebut akan membayar utangnya atau enggak.

Kata bapak saya, "Dibayar Alhamdulillah berarti rezeki Bapak. Jika enggak dibayar, berarti rezekinya dia yang emang harus lewat dari Bapak."

Duh, saya belum bisa seperti beliau. Kalau saya sudah pasti kapok dan enggak akan lagi deh utang-in orang lain. Masyaallah.

Padahal pekerjaan bapak hanya seorang kuli bangunan. Mungkin karena kebaikannya, Allah mudahkan rezekinya hingga bisa jadi mandor. Hingga sekarang bisa punya rumah, mobil, motor dan beberapa investasi kosan serta kontrakan.

Tak hanya soal itu, bapak juga merasakan hati tenang, bahagia dan rumah tangga yang harmonis. Belum lagi dimudahkan untuk bisa ke tanah suci, berangkat haji maupun umroh. Rezeki itu semua bapak dapatkan karena kemurahan hatinya. Janji Allah memang tak pernah salah salah alamat. Masyaallah.

Lalu mereka yang suka utang sama bapak dan tak bayar? Qadarullah, janji Allah itu pasti. Mereka hidupnya bangkrut dan meninggal dengan membawa utang-utangnya. Naudzubillah min dzalik.

Semoga kita senantiasa tidak mengalami hal tersebut dan selalu dimudahkan dalam membayar utang. Aamiin.

Dari pengalaman hidup bapak dan berbagai macam kisahnya itu. Saya selalu takjub dengan kemurahan hatinya. Meski saya belum bisa seperti beliau. Setidaknya saya banyak belajar bagaimana menjalani hidup menjadi orang baik.

Semoga suatu saat saya juga bisa untuk tak lagi 'alergi' terhadap utang.

Tips Agar Tak Mudah Memiliki Utang

Apakah bisa seseorang tak punya utang? Menurut saya bisa saja. Semua itu tergantung dari prinsip yang dimiliki. Kalau saya pribadi, kalau enggak kepepet banget. Lebih baik enggak utang. Tapi kalau pun harus utang, ya kudu dibayar dan enggak boleh menyepelekan.

Alergi Terhadap Utang

Nah, terus bagaimana caranya agar tak bermudah-mudahan punya utang? Simak yuk ulasannya berikut ini :

1. Kelola Keuangan dengan Baik

Pengelolaan keuangan memang sangat penting. Jika kita tak pinter untuk mengelola keuangan, pasti dengan mudah akan merasa uang yang dimiliki kurang. Untuk itu, keuangan itu harus banget dibagi per pos-pos. Supaya lebih mudah mengelola uang dan enggak kalap ketika sedang belanja.

Zaman dulu ketika masih kerja. Sekitar 50% dari gaji saya, akan saya tabung. Emang ini sadis banget sih. Normalnya tuh 30% atau 40%. Tapi saya ngerasa sayang kalau hanya segitu. Apalagi saya masih tinggal sama orangtua. Jadi, kebutuhan sehari-hari saya bisa dibilang enggak banyak. Paling banyak di transportasi aja.

Makan pun dapat dari kantor, makanannya prasmanan gitu. Emang biasanya teman-teman kantor kalau lagi gajian suka ngajakin makan di luar. Tapi saya enggak ikut, tetap makan di kantor demi bisa nabung, hahaha.

Nah, sisa 50% itu saya bagi lagi. Untuk transportasi, untuk jajan, untuk belanja, untuk berbagi, untuk arisan, untuk hadiah, dll. Misal uang belanja habis sebelum waktunya, ya saya enggak akan belanja. Begitu juga dengan uang jajan. Jika habis, ya saya enggak akan jajan meski gajian masih lama.

Awalnya sulit, tapi lama-lama akan terbiasa kok. Apalagi kalau sudah lihat tabungan semakin banyak isinya. Wah, jadi semangat kerja, haha.

2. Memiliki Beberapa Tabungan

Menurut saya penting banget ini. Saya enggak hanya punya satu tabungan, saya memiliki beberapa tabungan. Ada sekitar 3 tabungan yang saya punya. Semua saya isi secara merata setiap bulan dari 50% gaji tersebut.

Kenapa perlu memiliki banyak tabungan? Jaga-jaga jika ada salah satu tabungan mengalami hal yang kurang menyenangkan dan mengakibatkan kita rugi. Kita kan enggak pernah tahu cobaan apa yang akan menimpa kita.

Jika ada salah satu tabungan tiba-tiba hilang atau tak bisa diambil karena ada masalah. Setidaknya kita punya tabungan lain yang masih bisa diselamatkan. Coba bayangkan jika kita hanya punya satu tabungan? Wah, bakalan sedih banget jika semuanya hilang.

3. Tidak Boleh Boros

Yap, jangan boros. Gaya hidup itu selalu lebih tinggi dari kebutuhan hidup. Sebenarnya mah kalau kita tahu seberapa banyak kebutuhan kita, saya rasa akan cukup. Tinggal sesuaikan dengan besarnya gaji kita. Tapi, yang jadi masalah adalah gaya hidup.

Orang-orang tuh suka banget konsumtif. Apa yang lagi trend diikuti, padahal bisa jadi dia gak butuh atau sebenarnya enggak cukup gajinya untuk gaya hidup tersebut. Tapi, enggak mau tuh dibilang cupu atau kurang gaul. Jadi, dibela-belain untuk mengikuti gaya hidup yang mewah.

Nah, sebisa mungkin sesuaikan saja gaya hidup kita dengan seberapa besar gaji kita. Banyak bersyukur karena enggak semua orang bisa dapat kerja. Insyaallah, hidup tak akan boros dan banyak nabung.

4. Pelajari Ilmu Agama

Agama itu selalu mengajarkan bagaimana seseorang hidup dengan baik dan sederhana. Dalam agama islam sendiri saja, sudah banyak kisah-kisah Nabi, sahabat dan ulama terdahulu mengenai hidup sederhana. 

Selain itu, banyak juga hadist-hadist dan ayat Al-Qur'an mengenai utang piutang ini. Jika kita benar-benar ingin menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Tentu, kita akan takut jika punya utang tak bayar.

Maka, mempelajari ilmu agama itu penting banget. Agar kita tetap berada dijalan yang lurus. Tetap bersikap baik, hidup sederhana dan membayar utang, jika perlu tak usah punya utang.


Itu tadi tips agar tak mudah memiliki utang. Memang sih itu semua enggak mudah, apalagi jika kita memang benar-benar membutuhkan utang. Tapi, minimal kita bisa untuk tetap memiliki etika ketika punya utang. 

Komunikasi kepada yang memberi utang jika belum sempat bayar. Jangan tunggu ditagih. Hal itu sudah membuat para pemberi utang jadi lega karena adanya komunikasi atau pemberitahuan tersebut. Semoga bisa segera lunas bagi yang punya utang, ya. Aamiin

Tips Ketika Teman Akan Berutang

Apa yang harus kita lakukan jika ada teman yang ingin berutang? Dikasih atau tidak, ya? Kalau saya sih, enggak, haha. Bener deh, kapok banget sama orang yang ngutang tuh. Emang enggak semuanya begitu. Tapi saya cari amannya aja.

Alergi Terhadap Utang

Eits, tapi kalau kamu mau tetap memberikan utang kepada teman atau saudara atau tetangga. Coba simak ulasannya berikut ini :

1. Cari Tahu Orang Tersebut dengan Seksama

Iya jangan asal kasih utang, ya. Coba cari tahu dulu deh dengan benar. Jangan sampai menyesal kaya saya, karena asal percaya aja. Apalagi untuk teman yang sering komunikasinya online aja. Kita kan enggak tahu sifat aslinya seperti apa. Daripada nanti menyesal kan?

Enggak ada salahnya juga, coba tanyakan kepada teman-teman satu komunitas yang kira-kira akrab dengan dirinya. Tanyakan sifatnya dan tanyakan juga ketika punya utang apakah cepat dibayar atau tiba-tiba hilang. Siapa tahu kan membantu untuk memastikan. Apakah orang tersebut layak untuk diberi utang atau enggak.

2. Jika Merasa Tak Mampu Lebih Baik Tolak

Enggak usah enggak enakan untuk menolak orang yang mau utang. Daripada kita sendiri yang kesal utangnya gak dibayar-bayar. Lebih baik tolak aja. Tapi secara halus, ya. Jangan galak-galak nolaknya, hehe.

Kalau saya nih, setelah kejadian itu. Terus ada yang mau pinjam uang ke saya. Pasti saya tolak halus dengan kata 'Maaf'. Hampir semua yang saya tolak karena mau utang sama saya pasti enggak bakalan hubungi saya lagi. Ya, biarkan saja sih. Toh jadi keliatan kan dia berteman karena apa, hehe.

3. Berikan Semampunya Jika Tetap Ingin Membantu

Nah, bisa juga nih. Jika ada yang mau ngutang 500 ribu. Tapi kita kasian sama dia dan kita juga lagi tak ada duit atau takut dia kesulitan balikin dutinya. Ya sudah kasih saja semampu kita. Misal kita kasih dia 50 ribu dan kita bilang enggak usah dibalikin.

Menurut saya itu paling aman sih. Itung-itung sedekah dan biar enggak membebankan si yang pinjam utang juga. Takutnya karena punya utang dan gak bisa bayar jadi gak enak sama kita atau bahkan malu mau ketemu. Setidaknya kita membantu juga meski gak bisa banyak.

Biasanya saya begitu aja sih kalau lagi ada duit. Karena emang beneran sudah malas sekali jika ngasih utang tapi yang diutangin enggak tahu diri, haha. Gemas banget!

Baca juga Don't Tell People Your Plans, Show Them The Result!

Itu tadi tips ketika teman akan berutang, semoga bermanfaat, ya. Kalau kamu sendiri bagaimana nih menyikapi utang? Kamu termasuk yang 'alergi' terhadap utang atau enggak? Sharing, ya di kolom komentar di bawah ini.

Salam,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketagihan Snack dari Have a Snack, Kudu Cobain!

Pentingnya Mengenal Asmaul Husna Lebih Dekat!

9 Kelebihan Ibis Paint X, Membuat Header Blog Semakin Kece!